826 total views, 2 views today
BOJONEGORO-INDONESIA JAYA.
Saat musim hujan tiba, warga yang tinggal di pinggiran hutan jati bojonegoro mulai berburu kepompong ulat atau yang biasa disebut enthung.
Kepompong ini biasanya dimasak sendiri untuk lauk pauk atau dijual.
Rukmiatun (45) salah satunya. Ibu rumah tangga asal desa cancung, kecamatan bubulan ini aktif mencari enthung di sela sela membuka usaha warung kopi.
Dengan cekatan rukmiatun mengambil dan mengupas dedaunan pohon jati kering yang telah dibuahi kepompong ulat di dalamnya.
Perburuan kepompong ini selalu terjadi saat musim hujan tiba. Ini dilakukan di area hutan pohon jati yang hanya berjarak 2 kilometer dari perkampungan warga. Setiap hari lebih dari 3 hingga 4 jam, Rukmiatun menghabiskan waktunya di bawah pohon jati yang mulai bersemi.
Menurut Rukmiatun sebagian hasil kepompong hasil buruannya biasanya dijual kembali ke tengkulak dan ada yang dibawa pulang untuk dimasak sendiri. Rabu 5/12/2018.
Setiap berburu enthung, sedikitnya 2-3 kg didapatkan. Dan dijual ke tengkulak dengan harga Rp 30 ribu per toples ukuran 500 gram.
Per toples kecil setengah kg itu dibeli Rp 30 ribu oleh tengkulak,” kata rekan Rukmiatun, Ngatemi (45) warga desa cancung sambil tersenyum.
Ia mengaku tak kurang dari sehari sudah mendapatkan uang Rp 100-Rp 150 ribu jika enthungnya dijual semua.
Selain Rukmiatun dan Ngatemi, puluhan ibu-ibu di beberapa desa di dekat hutan jati juga ikut berburu enthung. “Kalau saya dimasak sendiri jelas Siti (Sunarto/CT).