1,554 total views, 2 views today

Bondowoso. Indonesia Jaya – Apel dalam rangka hari santri nasional 2019 yang dilaksanakan di lapangan Sumberwringin Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso. Selasa (22/10/2019)
Dalam sambutannya Kapolsek Sumberwringin AKP A Roby Hartanto. S.H. menerangkan,” yang saya cintai semua para santri pada kesempatan yang berbahagia ini di hari santri nasional tanggal 22 oktober 2019 saya akan menyampaikan amanat ketua umum pengurus besar Nahdatul Ulama’ pada peringatan hari santri, saat ini,” terangnya.
“Hari ini tahun ke 4 (empat) keluarga besar Nahdatul Ulama’ dan seluruh rakyat indonesia memperingati hari santri nasional, peran para kaum santri di akui negara melalui kepres nomor 22 tahun 2015 tentang penetapan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri nasional tahun ini kaum santri kembali mendapatkan pengutan dana melalui pengesahan undang-undang pesantren.” Imbuhnya.
” Di harapkan melalui undang-undang ini santri dan pendidikan pesantren dapat meningkatkan peran dan kontribusinya dalam pembangunan bangsa dan negara, melalui fungsi pendidikan dakwah dan pemberdayaan masyarakat. Inilah revolusi, inofatif dan adaptif terhadap nilai yang baru yang baik sekaligus tegak menjaga tradisi pada nilai yang baik.
“Santri tidak boleh kehilangan jatidirinya sebagai bermuslim yang ber Ahlakulkarimah, hormat kepada kiai dan menjungjung tinggi ajaran para leluhur terutama metode dakwa dan pemberdayaan, wali songo dasar perjuangan santri adalah memperjuangkan tegak besarnya ajaran islam ahlusunnah waljamaah yaitu islam bermasat diterapkannya islam arti masat yang menggemakan jabon kembali kepada ALQUR’AN dan hadist.
” Santri dituntut untuk cerdas mengembangkan, argomin islam di gebrak yang relefan konsektoal membuni dan kompentabel dengan semangat membangun simbiosis islam dan kebangsaan, demikian inilah yang di contohkan wali songo terutama Sunan Kali Jogo islam tidak di ajarkan di dalam bungkusnya tetapi isinya “bungkusnya di pertahankan dalam wadah budaya nusantara tetapi isinya di ganti dengan ajaran islam.
” Budaya di jadikan sebagai Infrastruktur, agama sejalan agar tidak bertentangan dengan sariah termasuk dalam hal ini adalah bentuk negara, bentuk negara apapun asal sareat islam dapat dijalankan masyarakat sah dan mengikat baik berbentuk Republik, berdasarkan pancasila yang telah di sepakati oleh para pendiri bangsa seluruh warga negara termasuk santri wajib patuh menjaga dan mempertahankan konsensus kebangsaan.
” Jati diri santri adalah moralitas dan ahlak pesantren dengan kiai sebagai simbul kepemimpinan sepritual karena itu meskipun santri telah melanglang buana menempuh pendidikan ke manca negara tidak boleh melupakan jati dirinya sebagai santri yang hormat dan patuh terhadap gurunya tiada bekas kata kiai atau santri dalam wacana pesantren. Santri melekat sebagai stempel seumur hidup membingkai moral dan Ahlak pesantren dihadapan kiai santri harus membawakan gelar dan titelnya,pangkat dan jabatan siap berbaris dibelakang kepemimpinan kyai.
” Tujuan pengabdian santri adalah meninggikan kalimat ALLAH dan MUHAMMAD ROSULULLAH yang paling luhur yaitu tegaknya agama islam Rahmatanlil Alamin, islam yang harus di perjuangkan bukan sekedar akidah dan sariah tetapi ilmu keberadapan budaya dan kemajuan islam dalam epos santri adalah keterbukaan kencedekian, toleransi, kejujuran dan kesederhanaan, islam tidak boleh dengan petik takbir dijalan-jalan dengan kerumunan masa yang mengibar-mengibarkan bendera dengan caci maki dan sumpah serakah, islam harus di bela dengan ilmu pengetahuan dan peradapan itulah cara bela islam yang benar. Santri yang mewarisi elegasi yang ditinggalkan oleh para Ulama’ jabatan masal islam dan hal itu kepaketan islam akan sangat di tentukan oleh kiprah dan peraduan kaum santri, selamat hari santri nasional dan santri unggul,” Jelas AKP A Roby Hartanto. S.H. dalam sambutnya. (Rudi)