1,320 total views, 2 views today
Tuban, Indonesia Jaya –
Kekeringan musim kemarau menjadi masalah tahun ini yang dialami di sebagian wilayah Tuban selatan, khususnya Kecamatan Senori dan Bangilan. Kurang lebih sudah delapan bulan hujan tak kunjung turun.
Kebutuhan air minum dan memasak warga terpaksa mengandalkan sumber air yang masih tersedia, jaraknya jauh dari rumah atau beli air bersih dan menunggu bantuan dari berbagai fihak. Sedangkan untuk mandi dan mencuci warga menggunakan air seadanya.
Secara topograffi wilayah Bangilan dan Senori merupakan wilayah dataran rendah. Berada pada ketinggian sekitar 75 meter di atas permukaan laut.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) memprediksikan bahwa musim kemarau bisa berlangsung hingga akhir November. Jadi menurut prediksi masih ada sekitar semingguan lagi kemarau akan dialami oleh warga. Meski begitu warga tetap berharap hujan akan segera turun.
Dengan berdasarkan kondisi-kondisi yang sudah terjadi, beberapa kominitas antaranya ISBAT, TRC (Tuban Rantau Comunity), AKT (Apa Kabar Tuban) menggelar aksi sosial dengan cara melakukan kegiatan berbagi air bersih. Sumber dana yang digunakan berasal dari berbagai fihak antaranya kerjasama dengan Lazizmu, Laziznu, BMT BIM Jatim dan iuran anggota komunitas.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada awal bulan, sampai hari ini minggu, 27 November 2019 untuk beberapa daerah yang kekurangan Air di Kecamatan Senori dan Kecamatan Bangilan.
Total ada 9 tangki air bersih yang disalurkan dengan total 80.000 liter air. Tujuan penyaluran ke Kecamatan Senori meliputi Desa Wanglu Kulon 1 tangki, Desa Medalem 2 tangki dan 1 tangki ke Desa Sendang, Kecamatan Bangilan meliputi Desa Kablukan 2 tangki, desa Banjarworo 2 tangki dan Desa Bangilan 1 tangki. Kegiatan ini juga mendapat dukungan positif dari kepala desa masing – masing Desa yang di bantu penyaluran air bersih di distribusikan langsung ke lokasi oleh anggota komunitas dengan bantuan perangkat Desa dan Babinsa. ( Sunarto).
